Gunung Kelud Untuk Mencari Bukti Dengan Hati
Asslmlkum wr.wb
Salam Lestari. . .Sahabat Alam
Sahabat kita tentu tahu atau minimal pernah mendengar bagaimana keindahan wana wisata gunung kelud yang berada di daerah Kediri, Jawa Timur. Setelah erupsi dalam berapa tahun terakhir ini muncullah anak kelud yang sangat fenomenal. Meskipun Indonesia harus kehilangan gunung berkawah namun gunung kelud membuktikan bahwa keabadian bukan di Bumi ini.
Banyak wisatawwan local maupun manca Negara yang berusaha untuk menikmati keindahan alam nusantara ini, namun bagai pepatah ada gula ada semut, di mana ada orang Indonesia maka pasti ada sampah. Gak percaya gunung kelud buktinya.
Di sepanjang jalan setapak yang dilintasi wisatawan kiri kanan kulihat saja banyak sampah yang memang sengaja dibuang tanpa tanggung jawab oleh para tuannya. Inisiatif pun muncul, dengan bekal Rp. 2000 dan baju Himapala Unesa, akhirnya 4 kantong kresek merah besar pun di tangan, tanpa banyak cing cong tangan pun memulai aksi, segenggam demi segenggam sampah terkumpul di kantong plastic, lalu apa respon masyarakat???
Penjual kresek : “Sebenarnya di sini sudah ada yang bertugas mas setiap minggu sampah selalu dibuang”, lalu saat ditanya, di mana tempat pembuangannya. Dengan percaya dirinya penjual mengatakan, “ya di aliran pemandian sungai ini,” GLODAK. . .Tapi mas penjual kresek ini termasuk baik hati selain membantu Bapaknya menjaga wisata pemandian Gunung Kelud mas ini juga memberi saya 2 kantong plastic secara Cuma-Cuma.
Gadis usia 12 tahun : “Mas ini sampahnya saya bantu,” dengan pandangan takjub terucaplah kata ajaib, terima kasih dan ikudlah menjaga ala mini walaupun hanya membuang sampah.
Keluarga Bahagiapun mengatakan : “ Tuh dek liat masnya, ambil sampah, tapi kamu tadi malah membuang sampah sembarangan”, (Ibu yang bijak). . .”iya, ma maaf, ini mas tak bantu ambil sampah” (sang anak cerdas). . .”anadhlofatu minal iman,” (ayah dengan segala kewibawaannya)
Gadis abg asli Kediri : “Wah aku padamu mas, boleh foto bareng gak, nie mas aku bantu ambil sampahnya”, xixixi, emangnya artis yee???
Keluarga Tionghoa : “Wah bagus ini, harus ditiru oleh semua masyarakat.”
Petugas penjaga wisata : “. . . . . . . . . . . . . . . . . . “ (mlengos)
Mahasiswa IPB : “Wah ini baru namanya pencinta alam, dari mana mas, di sini memang kotor sekali banyak sampah yang tidak terurus, oiya boleh minta nomer hpnya mas, okay selamat berjuang mas.”
Ibu-ibu wisata local : “ini mas minum dulu wah sendirian dari mana ini, Himapala Unesa ya?”
Bagaimana sahabat, ingin merasakan suasana dan pengalaman seperti di atas, caranya gampang Cuma berbekal niat yang tulus ikhlas, lakukan lalu perhatikan apa yang terjadi. Setelahnya saatnya memanjakan perut setelah terlebih dahulu mengambil dokumentasi. Ayo lakukan tapi juga ingat komentar negative atau positif yang dilontarkan masyarakat, ambillah dengan bijak dan hati yang besar ali.a.s. legowo.
Kirim jawaban sahabat beserta komentarnya, semoga dapat menjadi bahan introspeksi & inspirasi. . .
Salam Lestari. . .Sahabat Alam
wsslmkum wr.wb.
A-tong Phinandhita Prianto
“Belajar menjadi sahabat alam”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar