Selasa, 08 Februari 2011

Gunung Kelud Untuk Mencari Bukti Dengan Hati


Gunung Kelud Untuk Mencari Bukti Dengan Hati


Asslmlkum wr.wb
Salam Lestari. . .Sahabat Alam



Sahabat kita tentu tahu atau minimal pernah mendengar bagaimana keindahan wana wisata gunung kelud yang berada di daerah Kediri, Jawa Timur. Setelah erupsi dalam berapa tahun terakhir ini muncullah anak kelud yang sangat fenomenal. Meskipun Indonesia harus kehilangan gunung berkawah namun gunung kelud membuktikan bahwa keabadian bukan di Bumi ini.

Banyak wisatawwan local maupun manca Negara yang berusaha untuk menikmati keindahan alam nusantara ini, namun bagai pepatah ada gula ada semut, di mana ada orang Indonesia maka pasti ada sampah. Gak percaya gunung kelud buktinya.

Di sepanjang jalan setapak yang dilintasi wisatawan kiri kanan kulihat saja banyak sampah yang memang sengaja dibuang tanpa tanggung jawab oleh para tuannya. Inisiatif pun muncul, dengan bekal Rp. 2000 dan baju Himapala Unesa, akhirnya 4 kantong kresek merah besar pun di tangan, tanpa banyak cing cong tangan pun memulai aksi, segenggam demi segenggam sampah terkumpul di kantong plastic, lalu apa respon masyarakat???

Penjual kresek             : “Sebenarnya di sini sudah ada yang bertugas mas setiap minggu sampah selalu dibuang”, lalu saat ditanya, di mana tempat pembuangannya. Dengan percaya dirinya penjual mengatakan, “ya di aliran pemandian sungai ini,” GLODAK. . .Tapi mas penjual kresek ini termasuk baik hati selain membantu Bapaknya menjaga wisata pemandian Gunung Kelud mas ini juga memberi saya 2 kantong plastic secara Cuma-Cuma.

Gadis usia 12 tahun : “Mas ini sampahnya saya bantu,” dengan pandangan takjub terucaplah kata ajaib, terima kasih dan ikudlah menjaga ala mini walaupun hanya membuang sampah.

Keluarga Bahagiapun mengatakan : “ Tuh dek liat masnya, ambil sampah, tapi kamu tadi malah membuang sampah sembarangan”, (Ibu yang bijak). . .”iya, ma maaf, ini mas tak bantu ambil sampah” (sang anak cerdas). . .”anadhlofatu minal iman,” (ayah dengan segala kewibawaannya)

Gadis abg asli Kediri : “Wah aku padamu mas, boleh foto bareng gak, nie mas aku bantu ambil sampahnya”, xixixi, emangnya artis yee???

Keluarga Tionghoa : “Wah bagus ini, harus ditiru oleh semua masyarakat.”

Petugas penjaga wisata : “. . . . . . . . . . . . . . . . . . “ (mlengos)

Mahasiswa IPB : “Wah ini baru namanya pencinta alam, dari mana mas, di sini memang kotor sekali banyak sampah yang tidak terurus, oiya boleh minta nomer hpnya mas, okay selamat berjuang mas.”

 Ibu-ibu wisata local : “ini mas minum dulu wah sendirian dari mana ini, Himapala Unesa ya?”

            Bagaimana sahabat, ingin merasakan suasana dan pengalaman seperti di atas, caranya gampang Cuma berbekal niat yang tulus ikhlas, lakukan lalu perhatikan apa yang terjadi. Setelahnya saatnya memanjakan perut setelah terlebih dahulu mengambil dokumentasi. Ayo lakukan tapi juga ingat komentar negative atau positif yang dilontarkan masyarakat, ambillah dengan bijak dan hati yang besar ali.a.s. legowo.

Kirim jawaban sahabat beserta komentarnya, semoga dapat menjadi bahan introspeksi & inspirasi. . .

Salam Lestari. . .Sahabat Alam
wsslmkum wr.wb.


        A-tong Phinandhita Prianto
“Belajar menjadi sahabat alam”
»»  Baca Selengkapnya...

Memburu Kenikmatan Di Gunung Dengan Buang Hajat


Memburu Kenikmatan Di Gunung Dengan Buang Hajat


Asslmlkum wr.wb
Salam Lestari. . .Sahabat Alam

            Panggilan alam memang menarik di mana kita benar-benar dapat menikmati sebuah kenikmatan yang tiada banding saat di dalam keheningan, dengan udara yang perawan dan pemandangan yang terbentang luas setiap mata menuju.

            Itulah sebuah panggilan alam sahabat, kita patut mensyukuri apa yang telah diberikah Allah SWT kepada hambanya. Mungkin dapat kita simak cerita dari suatu kawan seperjuangan, dia adalah seorang hiker yang sangat terobsesi pada satu hal kala dia mendaki gunung-gunung di Indonesia, yaitu bagaimana dia mencetak rekor terbaru sebagai orang yang mendapat nikmat pada ketinggian + 3000 mdpl, sungguh seorang pemburu nikmat yang eksentrik.

            Sahabat ternyata memburu nikmat tidak selamanya menyenangkan, ada seorang kawan seperjuangan yang mendapat nama lapangan saat dia tidak tahu telak menginjak-injak suatu hal yang sangat dicari oleh para pemburu nikmat, tahukah apa julukan dia sahabat, dia mendapat julukan yang sangat istimewah di teman seangkatannya, “kepet” itulah julukannya.

            Mengapa bisa demikian, apa hubungannya dengan para pemburu nikmat ??? ternyata sahabat, para pemburu nikmat tersebut sangat terobsesi dengan suatu warna emas yang ada pada sesuatu yang diburu itu, terkadang pemburu nikmat harus rela menyimpan buruannya di dalam kantong plastic yang pasti akan lama terurai di dalam tanah meski ditutup serapat mungkin agar tidak ada seorangpun yang mencium aroma barang yang paling dicari pemburu nikmat.

            Lalu sekiranya bagaimana cara sahabat jika juga sebagai seorang pemburu nikmat, apakah sahabat akan mempertahankan untuk menyelamatkan bumi kita terhadap segala polusi dan hal-hal yang dapat mencemari alam ini. Apa sahabat mempunyai solusi untuk mengatasi cara memburu nikmat agar lebih ramah lingkungan???

            Sebagai kata kunci, hal yang paling diburu oleh pemburu nikmat itu tidak lain hasil suatu makanan yang telah diolah, dilihat, dikunyah, dirasakan, dinikmati, dicerna, disimpan, lalu disia-siakan. . .Tapi tetap optimis sahabat karena kita orang yang terlahir di bumi Indonesia yang terkenal dengan sebutan negeri 1001 peristiwa dan orang Indonesia adalah orang yang penuh kreatifitas, oleh karena itu sahabat, ayo beri ide-ide cemerlang sahabat untuk menjawab suatu tantangan dan suatu peluang yang harusnya dapat kita manfaatkan. . .          

Kirim jawaban sahabat beserta komentarnya, semoga dapat menjadi bahan introspeksi & inspirasi. . .

Salam Lestari. . .Sahabat Alam
wsslmkum wr.wb.


        A-tong Phinandhita Prianto
“Belajar menjadi sahabat alam”
»»  Baca Selengkapnya...

Seperti Janji Wakil Rakyat


Seperti Janji Wakil Rakyat


Asslmlkum wr.wb
Salam Lestari. . .Sahabat Alam

            Sahabat masih ingat gak saat di daerah kita ada pemilihan kepala daerah, menurut sahabat apa mereka benar-benar melaksanakan janjinya untuk mengurusi masyarakat kurang beruntung, atau saudara-saudara kita yang kurang beruntung tetap saja berjuang banting tulang untuk sesuap nasi. . .tak ayal betapa miris hati kita saat mendengar tangisan anak-anak yang kurang beruntung. Masih ingat janji-janjinya.

            Bapak-bapak ibu-ibu warga kota bebek, Saya berjanji jika nanti saya menjadi wakil rakyat beras gratis. . .hore. . . .sekolah gratis. . .hore. . .BBM turun. . .hore. . .tidak akan ada lagi warga miskin. . .hore. . .UMR naik. . .hore. . .setelah menjadi wakil rakyat. . .???

            Bandingkan dengan kami pencinta alam Indonesia akan selalu menjaga lingkungan, kami adalah para pejuang garis depan dalam menyelamatkan bumi kita. . .saat kegiatan pencinta alam kegiatannya adalah naik turun gunung, panjat tebing, arung jeram, selusur gua, dan bentak-bentak ala militer. . .

            Betapa banyak orang yang hanya menjual slogan untuk mendapat dukungan? Bagaimana dengan anggota pencinta alam saat mereka ingin mendapat dukungan dan anggota baru. . .samakah? coba sahabat tengok di organisasi sahabat masing-masing. Jika iya maka saatnya kita merubah itu semua dengan terlebih dahulu. . .dengan cara apa dan bagaimana???. . .lha ini tugas kita kawan untuk berdiskusi lewat komentar-komentar sahabat alam.
           
            Dengan berpegang sebagai model kepada generasi muda yang akan memegang tongkat estafet perjuangan untuk menyelamatkan bumi kita, namun apa tidak lebih baik kita memberi tindakan rill secara masif namun dengan niatan yang benar-benar tulus ikhlas tanpa pamrih. . .

Kirim jawaban sahabat beserta komentarnya, semoga dapat menjadi bahan introspeksi & inspirasi. . .

Salam Lestari. . .Sahabat Alam
wsslmkum wr.wb.


        A-tong Phinandhita Prianto
“Belajar menjadi sahabat alam”

»»  Baca Selengkapnya...

Mereka Bilang Seleksi Alam


Mereka Bilang Seleksi Alam


Asslmlkum wr.wb
Salam Lestari. . .Sahabat Alam

            Coba Sahabat tanya kepada anggota pencinta alam, mengapa banyak calon anggota pencinta alam yang gugur sebelum menjadi anggota penuh, terlebih mengapa mereka gugur padahal mereka sudah menjadi anggota pencinta alam  penuh di organisasinya? atau  coba tanya mengapa setiap tahun anggota pencinta alam semakin berkurang?

            Atau mungkin kita bisa mendengar cerita rekan seperjuangan yang gugur saat proses pendidikan di organisasi pencinta alam yang diikutinya, jika sahabat sudah mengetahui jawabannya, lalu apakah langkah strategi sahabat untuk ikut mengembangkan geliat pencinta alam di Indonesia ini.

            Ternyata sahabat, beberapa jawaban yang terangkum sungguh sangat mencengangkan sebelum dapat dikatakan wajar seperti rekan saya dia keluar saat pendidikan dasar karena tidak kuat dengan pendidikan mental yang ada, namun rekan lainnya yang sudah menjadi angota penuh dia berkata bahwa apa yang menjadi tujuannya saat ingin bergabung di organisasi pencinta alam sungguh berbeda dengan apa yang dia dapatkan di organisasi pencinta alam (idealisme) dan beberapa alasan lain yang sahabat bisa cari sendiri.

            Lalu apa tanggapan mereka yang mendidik agar anggotanya menjadi anggota pencinta alam, tidak lain hanya dua kata yakni “seleksi alam,” benarkah demikian? Ayolah sahabat coba kita buka hati kita dan tanyakan apakah memang benar demikian?

            Jika kita sama-sama seperti itu maka roda perkembangan pencinta alam pasti hanya akan berada di bawah, ayo kita coba introspeksi apa yang salah sehingga setiap tahun jumlah pencinta alam semakin berkurang, apakah mereka hanya pengen dapat julukan pencinta alam, atau mereka sudah bosan dengan pendidikan ala pencinta alam, atau jangan-jangan memang ada yang salah dengan kata pen-cin-ta a-lam dengan apa yang dilakukan oleh yang namanya anggota pencinta alam?

Kirim jawaban sahabat beserta komentarnya, semoga dapat menjadi bahan introspeksi & inspirasi. . .

Salam Lestari. . .Sahabat Alam
wsslmkum wr.wb.


        A-tong Phinandhita Prianto
“Belajar menjadi sahabat alam”
»»  Baca Selengkapnya...

Kamis, 03 Februari 2011

HASIL STUDY BANDING SISPALA DI SIDOARJO

HASIL STUDY BANDING SISPALA DI SIDOARJO
(Mengkritisi Perijinan Birokrat)


Asyik. . .Seru. . .Menambah Wawasan & Menambah Teman. . . .

Kata-kata seperti itulah yang muncul pada anggota muda Skibpala, yang mana mereka telah melakukan study banding di beberapa Organisasi SISPALA di Sidoarjo, banyak tantangan yang akan memberi pelajaran pada anggota muda bagaimana mereka harus berhadapan dengan birokrasi sekolah dan harus melakukan loby-loby untuk melaksanakan tugas yang membutuhkan team work.

Setelah melakukan study banding anggota muda Skibpala ini pun langsung melakukan identifikasi tentang beberapa hal yang selama ini menghambat laju perkembangan Sispala di Sidoarjo. Banyak hal yang diambil dari study banding tersebut, namun hal yang menjadi sorotan oleh anggota muda adalah tentang sulitnya perijinan yang ada di birokrat, yang mana hal tersebut merupakan faktor utama dari tersendatnya kegiatan Pencinta Alam dalam melaksanakan program kerja yang ditetapkan.

Hal-Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yang sebenarnya jika ada kebijakan yang dilihat dari sudut pandang lain maka akan menimbulkan sinergi, faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kepercayaan : Dimana terkadang pihak guru tidak melihat bahwa setiap kegiatan tentu sudah melibatkan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan pasti akan dilaksanakan dengan profesionalitas yang tinggi
2. Komunikasi : Kurangnya komunikasi atas pihak-pihak yang terkait akan menimbulkan persepsi yang salah dan menimbulkan miss komunikasi.
3. Klasikal : Hal ini terutama apabila kegiatan dilakukan oleh siswi, yang mana mereka tidak mengetahui persis kecakapan para siswi tersebut.
4. Materi : Yah ini dia hantu terbesar apabila kegiatan ini memakan biaya yang cukup besar maka ½ bagian yang keluar maka harus bersyukur.

Namun hal-hal di atas sebenarnya dapat kita kompromikan dengan memberi pengertian tentang, tujuan dan manfaat kegiatan untuk siswa-siswi anggota pencinta alam. Hal ini seharusnya direspon secara bijak oleh para pendidik agar para pemuda dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan positif agar tidak ada kegiatan tanpa control para pendidik yang mana akan berdampak buruk bagi semua komponen yang terlibat, karena darah muda yang mengalir kepada pemuda sangatlah labil.

Dan yang terpenting adalah kami menyampaikan hal ini agar generasi penerus kami dapat terus melanjutkan tongkat estafet untuk melestarikan alam ini.

Salam Lestari. . .(Semua OPA di Sidoarjo)
»»  Baca Selengkapnya...